Makalah Tentang Konsep Pengajaran Dan Perbaikan


PSIKOLOGI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Konsep Pengajaran, Pendekatan Dan Perbaikan 

DOSEN: Sri Ardela, M.Pd.I

Disusun oleh : Kelompok 11
Sutiyah 1611010266
Siska septriani 1611010247
Kelas E


FAKULTAS TARBIYAH  & KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
UIN RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2016/2017






KATA PENGANTAR

       Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam yang telah memberikan taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini tanpa adanya hambatan yang di luar kemampuan.
        Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Agung kita Muhammad SAW, yang telah membawa risalah dari Allah terutama nabi yang telah membawa mu’jizat-Nya yang berupa Al-Qur’an, yang dengannya bisa kita peroleh petunjuk dan segala macam ilmu.
Untuk yang selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada segenap rekan-rekan kami, terutama kepada dosen kami yang telah memberi tugas dan bimbingan kepada kami, sehingga dapat tersusun makalah ini.
         Kami menyadari bahwa dalam makalah kami masih banyak terdapat kesalahan yang itu memang kelemahan dari kami. untuk itu, kami mohon untuk diberikan kritik dan saran untuk kemajuan kami khususnya dan rekan-rekan umumnya.
Akhirnya kami berharap, makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.




Bandar Lampung, Mei 2017

Penyusun





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 3
BAB II
PEMBAHASAN
            2.1 Konsep Pengajaran 4
2.2 Perbaikan Pengajaran 5
    2.3 Pendekatan Pengajaran 6
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN 7
3.2 SARAN ............................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA





BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman yang semakin global.Peningkatan sumber daya manusia ini juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan.Pendidikan yang merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan pendidikan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat menerima pelajaran dengan baik. Proses pengajaran akan lebih hidup dan menjalin kerjasama diantara siswa, maka proses pembelajaran dengan paradigma lama harus diubah dengan paradigma baru yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, arah pembelajaran yang lebih kompleks tidak hanya satu arah sehingga proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, maka dengan demikian siswa yang kurang akan dibantu oleh siswa yang lebih pintar sehingga proses pembelajaran lebih hidup dan hasilnya lebih baik.

Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta.Dimana semua komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta.Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus mampu menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar dengan menyenangkan.Hal ini dilatar belakangi bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam pembelajaran.Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik.




1.2  Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud konsep pengajaran?
2. Apa yang di maksud dengan perbaikan?
3. Sebutkan beberapa pendekatan dalam pengajaran?


1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep pengajaran?
2. Untuk mengetahui perbaikan ?
3. Untuk mengetahui beberapa pendekatan dalam pengajaran?






BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pengajaran

      Secara etimologis kata pembelajaran adalah terjemahan dari bahasa Inggris yaitu “instruction”. Kata pembelajaran itu sendiri merupakan perkembangan dari istilah belajar mengajar atau proses mengajar yang telah cukup lama digunakan dalam pendidikan formal (sekolah). Pergantian istilah dari “kegiatan belajar mengajar” menjadi “pembelajaran”, tentu saja bukan hanya sekedar ganti nama atau istilah saja, akan tetapi disertai pula dengan perkembangan cara pandang terhadap makna atau paradigma yang terkandung didalamnya. Istilah pembelajaran yang digunakan saat ini sebagai perkembangan dari istilah belajar mengajar, yang banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif holistic.Intinya kegiatan pembelajaran menempatkan siswa sebagai sumber aktivitas belajar.

     Istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction atau “pengajaran”. Pengajaranmempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata, 1967, hal 22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah.yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal. 

    Dengan kata lain bahwa Pengajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar, segala sesuatu mengenai mengajar, peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya). (Dariyanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia, 1997).Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa.Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan siswa.

     Makna dari pembelajaran menurut Corey (1986 : 195) adalah suatu proses dimanalingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut sertadalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan responterhadap situasi tertentu.
Pengajaran ialah cara-cara yang digunakan untuk menyampaikan bahan yang hendak diajar.Hasil daripada pengajaran berlakulah perubahan yang relatif kekal dalam tingkah laku atau pengetahuan hasil daripada pengalaman.Perubahan merupakan suatu penambahan yang baru, pengukuhan dan pengubahansuaian yang berlaku terhadap anak didik.



B.     Konsep Pembelajaran

            Konsep pembelajaran adalah mengorganisasikan aktivitas siswa dalam arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi tetapi juga mengarahkan dan member fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancng untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimilikin oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang social ekonominya dan lain sebagainya.

       Bahan pelajaran dalam proses pembelajaran hanya merupakan perangsang tindakan pendidik atau guru, juga hanya merupakan tindakan memberi dorongan dalam belajar yang tertuju pada pencapaian tujuan belajar. Antara belajar dan mengajar dengan pendidikan bukanlah sesuatu yang terpisah atau bertentangan. Justru proses pembelajaran adalah merupakan aspek yang terintegrasi dari proses pendidikan. 

Hal yang paling berharga dalam belajar adalah bagaimana cara belajar, dengan alasan inilah maka sekolah harus bisa menciptakan :

1. Suasana aman dan nyaman
2. Siswa mempunyai kepercayaan dengan instruktur
3. Tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang

   Kombinasi faktor-faktor ini ditambah dengan focus yang utama pada seluruh otak akan membuat para siswa belajar lebih efektif dan mudah menyerap serta memahami dengan cepat materi yang disampaikan oleh pendidik. Belajar yang efektif tentunya harus menyenangkan, belajar adalah kegiatan seumur hidup yang dilakukan dengan menyenangkan dan berhasil.Sehingga harus ditunjang dengan lingkungan yang menyenangkan.


C. Konsep Pengajaran 
  1. Pengajaran merupakan satu proses penyampaian ilmu pengetahuan
  2. Pengajaran berkesan Merancang topik, objektif, isi, cara penyampaian dan penilaian yang sesuai dengan kebolehan sedia ada dan minat pelajar
  3. Pengajaran merupakan satu tindakan yang bertujuan untuk membawa perubahan dari segi kepercayaan, nilai dan makna
  4. Pengajaran merupakan aktiviti intelek
  5. Ia melibatkan pemikiran,perasaan, dan penilaian
  6. Pengajaran merupakan satu sistem aktiviti yang ditujukan kepada pelajar-pelajar dengan harapan akan membawa perubahan tingkah laku dikalangan mereka
  7. Terdapat dua jenis pengajaran  iaitu pengajaran terkini dan tradisional
  8. Dalam pengajaran terkini, terdapat  pengajaran  yang memusatkan kepada murid
  9. Dalam pengajaran tradisional, pengajaran memusatkan kepada guru


D.    Mengajar dan Pembelajaran

     Kata pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah belajar mengajar yang telah lama digunakan dalam pendidikan formal (sekolah). Untuk memahami perbedaan dan perkembangan makna yang terkandung dari istilah mengajar dan pembelajaran di bawah ini akan di jelaskan secara lebih terperinci.
  1. Mengajar pada awalnya identik dengan proses penyampaian materi pelajaran dari guru kepada siswa. Kegiatan menyampaikan materi atau ilmu pengetahuan sebagai makna dari istilah mengajar. 
  2. Mengajar sebagai proses mengelola lingkungan.
     Istilah pembelajaran yang digunakan saat ini sebagai perkembangan dari istilah mengajar, banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif holistic dan kajian teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran. Sehingga kegiatan pembelajaran memiliki makna bahwa fungsi guru lebih ditekankan sebagai fasilitator pembelajaran, dan osisi siswa sebagai pembelajar yang aktif dan berada di depan untuk melakukan aktivitas pembelajaran. Implikasi dari teori-teori diatas akan tercermin pada beberapa perilaku atau proses pembelajaran sebagai berikut:


a. Belajar tidak hanya sekedar menghapal, akan tetapi sswa dituntut untuk meningkatkan pengetahuannya.
b. Hasil belajar tidak hanya cukup untuk memenuhi konsumsi pengetahuan (kognitif) saja akan tetapi harus direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (aplikasi)
c. Dalam belajar siswa harus mengalami sendiri, dan bukan hanya sebagai penerima dari pemberian orang lain (guru). Oleh karena itu dalam proses pembelajaran harus bisa membiasakan siswa terlibat dalam pemecahan suatu masalah.
d. Pembelajaran harus membiasakan siswa banyak berinteraksi dengan sumber-sumber pembelajaran secara luas dan bervariasi dan tidak hanya dibatasi oleh ruang kelas saja.
e. Pembelajaran harus memposisikan siswa sebagai subjek pembelajar yang aktif untuk melakukan aktivitas belajar dimana guru sebagai fasilitator pembelajarannya.


2.2 Perbaikan Pengajaran

       Penilaian dan control kadangkala perlu di lanjutkan dengan usaha perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil-hasil penilaian memberikan informasi balikan, baik bagi siswa maupun bagi guru.Informasi tersebut memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kelemahan-kelemahan serta kesulitan yang di hadapi oleh siswa dan guru.Kelemahan dalam hasil belajar ditafsirkan sebagai kurang tercapainya tujuan pengajaran. Dengan kata lain, ada sejumlah tujuan yang mungkin tidak tercapai atau kurang mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya. Di sisilain, dapat juga di anggap sebagai kurang berhasilnya guru mengembangkan proses belajar mengajar dalam bidang studinya. 

Perbaikan pengajaran perlu mendapat perhatian guru, dengan maksud berikut:

  1. Meningkatkan hasil belajar  siswa, baik kualitatif maupun kuantitatif. Perbaikan kualitatif berkenaan dengan mutu hasil belajar siswa. Perbaikan kuantitatif berkenaan dengan luasnya dan dalamnya penguasaan hasil belajar.
  2. Membantu siswa mengatasi kesulitan dan memecahkan masalah-masalh belajar yang di hadapi oleh setiap siswa, baik secara perorangan maupun secara kelompok. Dengan bantuan perbaikan itu, di harapkan pada gilirannya siswa mampu membantu dan memprbaiki dirinya sendiri.
  3. Perbaikan pengajaran mengundang guru-guru untuk meningkatkan kemampuannya terus menerus. Hasil penilaian pada dasarnya mencerminkan juga kemampuan guru sendiri, misalnya  cara menyampaikan pengajaran.
  4. Meningkatkan mutu proses  belajar mengajar agar lebih serasi dengan kondisi dan kebutuhan siswa, lebih efisien dalam pendayagunaan sumber-sumber ( waktu, tenaga, dan biaya) dan lebih terarah pada pencapaian tujuan pengajaran serta keberhasilan siswa.
  5. Mempertimbangkan lebih saksama kemampuan awal siswa sebagai bahan mentah dalam proses belajar mengajar.


Aspek yang perlu perbaikan berupa kemungkinan hal-hal yang perlu di perbaiki, terdiri atas sebagai berikut.

    Komponen masukan yang berkenaan dengan sumber-sumber manusia, sumber-sumber teknis seperti fasilitas dan perlengkapan, sumber-sumber biaya, sistem informasi yang berkenaan dengan siswa seperti hasil tes dan data personal, dan lain-lain.Komponen produk yang berkenaan dengan perumusan kembali tujuan pengajaran, criteria keberhasilan, dan sebagainya.

     Komponen proses, berkenaan dengan satuan pelajaran, metode mengajar dan media pendidikan, cara bimbingan, prosedur penilaian, dan sebagainya. Komponen produk, berkenaan dengan perumusan kembali tujuan pengajaran, kriteria keberhasilan, dan sebagainya.
Teknik perbaikan, terdiri atas sebagai berikut.

   Perbaikan hasil belajar, dengan memberikan pengajaran remedial , tutorial sistem, diskusi kelompok, latihan dan ulangan, pemberian tugas, review pengajaran, pengajaran individual, dan sebagainya.

  1. Bantuan kesulitan dan pemecahan masalah, dengan cara memberikan bimbingan dan layanan baik perorangan maupun kelompok, pengajaran remedial, latihan memecahkan masalah, dan sebagainya.
  2. Perbaikan kualifikasi guru, dengan cara belajar mandiri, studi lanjutan, penataran, diskusi kelompok, supervise, pengembangan staf dan lain-lain.
  3. Peningkatan efisiensi program pengajaran dengan cara pengkajian dan penyusunan rencana pengajaran lebih saksama dan leboh akurat, dan menilai setiap komponen dalam program tersebut secara spesifik. 
  4. Perbaikan kemampuan awal, dengan cara melakukan assessment secara lebih saksama terhadap komponen-komponen entry behavior para siswa, menegmbangkan kerja sama dengan rekan kerja dan sekolah-sekolah yang lenih rendah. 

    Tentu saja strategi perbaikan itu perlu di rancang sedemikian rupa oleh guru bidang studi bersangkutan. Pekerjaan perbaikan hendaknya dilaksanakan secara berkesinambungan pada tiap tahap pengajaran, serta memupuk kerja sama dengan guru-guru lainnya dan di laksanakan dalam jangka pendek. Program remedial juga di dasarkan pada kategori penilaian itu.Pada umumnya aspek kognitif dan psikomotor lebih banyak mendapat perhatian.Seberapa jauh telah terjadi perubahan pada diri siswa dapat dilihat pada perbandingan antara hasil tes awal dan tes akhir.

        Evaluasi pada akhir caturwulan, tahun ajaran (EBTA) , dan keseluruhan program pengajaran
Evaluasi itu berlangsung dalam jangka panjang.Tujuan dari penilaian tersebut untuk menentukan kemajuan belajar masing-masing siswa.Hasul penilaian itu penitng sebagai laporan kepada orang tua, dan untuk menentukan kenaikan serta kelulusan siswa. Evaluasi sumatif bermaksud menilai keseluruhan aspek perubahan tingkah laku siswa yang mencakup aspek-aspek kognitif, efektif dan psikomotor .

         Hasil evaluasi formatif dan sumatifbegruna dalam rangka kegiatan diagnostic dan penempatan siswa.Diagnostic berfungsi sebagai pemberian bimbingan kepada siswa yang mengahadapi kesulitan belajar.Penempatan siswa berkenaan dengan penentuan diterima atau tidaknya siswa pada sekolah tertentu, penempatan di sekolah dan di kelas yang sesuai dengan informasi tentang siswa yang bersangkutan.Dengan demikian, evaluasi mempunyai fungsi kurikuler, intruksional, diagnosis, dan administratif.

Strategi evaluasi

     Masalah evaluasi erat pertaliannya dengan masalah control. Pada strategi control, kita merumuskan cara yang akan ditempuh untuk mengukur hasil-hasil sistem pengajaran, sedangkan pada strategi evaluasi kita merumuskan apa dan mengapa kita mengukur. Kedua keputusan tersebut harus ditetapkan sejak awal pada waktu mendesain pengajaran, sebagai langkah awal untuk melakukan tindakan berikutnya.Langkah itu dimulai dari rumus tujuan pengajaran dan ukuran perilaku yang mungkin berkembang melalui prosedur atau kegiatan lainnya. Dengan demikian, proses perencanaan evaluasi harus sejalan dengan proses desain pengajaran secara keseluruhan.


2.3  Pendekatan Pengajaran

       Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya. Interaksi yng bertujuan itu di sebabka oleh gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan. Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara dua guru dan anak didik. 

        Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai mahluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah penting meluruskan pandangan keliru dalam menilai anak didik.Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala perbedaan, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran. Ada beberapa pendekatan yang di ajukan dalam pembicaraan ini dengan harapan dapat membantu guru dalam memecahkan berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar, adapun beberapa pendekatan tersebut adalah:

A. Pendekatan individual 

    Perbedaan individual anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa  strategi pengajaran harus memperhatikan  perbedaan anak didik pada aspek individual ini. Dengan kata lain, guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar mengajarnya. Bila tidak, maka strategi belajar tuntas atau mastery learning yang menuntut penguasaan penuh kepada anak didik tidak pernah menjadi kenyataan.Paling tidak dengan pendekatan individual dapat di harapkan kepeda anak didik dengan tingkat penguasaan optimal.

 Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran.Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini.Pemilihan metode tidak begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas.Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok di perlukan. 


B. Pendekatan kelompok 

Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik.Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetia kawanan sosial di kelas.Tentu saja sikap ini pada hal-hal yang baik saja.Mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, seperti ekosistem dalam mata rantai kehidupan semua mahluk hidup di dunia. Tidak ada mahluk hidup yang terus menerus beridiri sendiri tanpa keterlibatan mahluk lain, langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak mahluk lain ikut ambil bagian dalam kehidupan mahluk tertentu.

Dalam pengelolaan kelas, terutama yang berhubungan penempatan anak didik, pendekatan kelompok sangat diperlukan.Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis dijadikan sebagai pijakan dalam pendekatan kelompok.

Beberapa pengarang mengatakan, keakraban atau kesatuan kelompok ditentukan oleh tarikan-kelompok adalah merupakan satu-satunya faktor yang menyebabkan kelompok bersatu.Keakraban kelompok ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: 
1. Perasaan diterima atau di sukai teman-teman
2. Tarikan kelompok 
3. Teknik pengelompokan oleh guru
4. Partisipasi/keterlibatan dalam kelompok
5. Penerimaan tujuan kelompok dan persetujuan dalam cara mencapainya
6. Struktur dan sifat-sifat kelompok. Sedang sifat-sifat kelompok itu adalah:
             a. Suatu multi personalia dengan tingkatan keakraban tertentu 
             b. Suatu sistem interaksi
             c. Suatu organisasi atau struktur
             d. Merupakan suatu motif tertentu dan tujuan bersama
             e. Merupakan suatu kekuatan atau standar perlaku tertentu
              f. Pola perilaku yang dapat di observasi yang di sebut kepribadian.
Akhirnya, guru dapat memanfaatkan pendekatan kelompok demi untuk kepentingan pengelolaan pengajaran pada umumnya dan pengelolaan kelas pada khususnya.


C. Pendekatan bervariasi 

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru bisa saja membagi anak didik kedalam beberapa kelompok belajar.Tapi dalam hal ini, terkadang diperlukan juga pendapat dan kemauan anak didik yang senang belajar sendiri.Bila hal ini terjadi, maka ada dua kemungkinan dua hal yang terjadi yaitu, belajar dalam kelompok dan belajar sendiri, terlepas dari kelompok, tetapi masih dalam pengawasan dan bimbingan guru.

Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik biasanya bervariasi, maka pendekatan yang digunakanpun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula. Misalnya, anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka berbicara akan berbeda pemecahannya dan menghendaki pendekatan yang berbeda-beda pula. Demikian juga halnya terhadap anak didik yang membuat keributan. Guru tidak bisa menggunakan teknik pemecahan yang sama untuk memecshksn permasalahn yang lain. Kalaupun ada, itu hanya pada kasus tertentu. Perbedaan dalam teknik pemecahan kasus itulah dalam pembicaraan ini didekati dengan “ pendekatan bervariasi”.

Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang di hadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam.Kasus yang biasanya muncul dalam pengajaran dengan berbagai motif.Kiranya pendekatan bervariasi ini sebagai alat yang dapat guru gunakan untuk kepenting pengajaran.


D. Pendekatan edukatif

    banyak sikap dan perbuatan yang harus guru lakukan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak didik. Salah satu contohnya, ketika lonceng tanda masuk kelas telah berbunyi, anak-anak jangan dibiarkan masuk dulu, tetapi suruhlah mereka berbaris di depan pintu masuk dan perintahkanlah  ketua kelas untuk mengatur barisan. Semua anak berbaris dalam kelompok sejenisnya.Demikian juga semua anak laki-laki, berbaris dalam kelompok sejenisnya. Jadi,  barisan di bentuk menjadi dua dengan pandangan terarah ke pintu masuk. Di pintu masuk guru berdiri sambil mengontrol bagaimana anak-anak berbaris di depan pintu masuk kelas. Mereka pun satu persatu masuk kelas, mereka satu persatu menyalami guru dan mencium tangan guru sebelum dilepas.Akhirnya semua anak masuk dan pelajaran pun di mulai.

    Contoh di atas menggambarkan contoh pendekatan edukatif yang telah di lakukan oleh guru dengan menyuruh anak didik berbaris di depan pintu masuk kelas. Guru telah meletakkan tujuan untuk membina watak anak didik dengan pendidikan akhlak yang mulia. Guru telah membimbing anak didik, bagaimana cara memimpin kawan-kawannya dan anak-anak lainnya, membina bagaimana cara menghargai orang lain dengan cara mematuhi semua perintahnya yang bernilai kebaikan. Betapa baiknya jika semua sekolah (  TK, SD atau SLTP) melakuan hal yang demikian itu. Mungkin kewibawaan guru yang di rasakn mulai memudar sekarang ini dapat di munculkan kembali dan tetap melekat pada prbadi guru. Sekarang lah saatnya mengedepankan pendidikan kepribadian kepada anak didik dan jangan hanya pendidikan intelektual serta ketrampilan semata, karena akan menyebabkan anak tumbuh sebagai seorang intelektual atau ilmuan yang berpribadi kering.

    Kasuistis yang terjadi di sekolah biasanya tidak hanya satu, tetapi bermacam-macam jenis dan tingkat kesukarannya.Hal ini menghendaki pendekatan yang tepat. Berbagai kasus yang terjadi, selain ada yang dapat di dekati dengan pendekatan individual, ada juga yang dapat di dekati dengan pendekatan kelompok, dan ada pula yang dapat di dekati  dengan pendekatan bervariasi. Namun yang paling penting untuk di ingat adalah bahwa pendekatan individual harus berdampingan dengan pendekatan edukatif, pendekatan kelompok barus berdampingan dengan pendekatan edukatif dan pendekatan bervariasi harus berdampingan deng pendekatan edukatif.Dengan demikian, semua pendekatan yang di lakkan guru bernilai edukatif, dengan tujuan untuk mendidik.




BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
  1. Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar sebagai proses komunikasi dua arah mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
  2. Pengajaran ialah cara-cara yang digunakan untuk menyampaikan bahan yang hendak diajar. Hasil daripada pengajaran berlakulah perubahan yang relatif kekal dalam tingkah laku atau pengetahuan hasil daripada pengalaman. Perubahan merupakan suatu penambahan yang baru, pengukuhan dan pengubahansuaian yang berlaku terhadap anak didik.
  3. Konsep pembelajaran adalah mengorganisasikan aktivitas siswa dalam arti yang luas. Perana guru bukan semata-mata memberikan informasi tetapi juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar agar proses belajar lebih memadai.

Perbaikan pengajaran perlu mendapat perhatian guru, dengan maksud berikut:

  1. Meningkatkan hasil belajar  siswa, baik kualitatif maupun kuantitatif. Perbaikan kualitatif berkenaan dengan mutu hasil belajar siswa. Perbaikan kuantitatif berkenaan dengan luasnya dan dalamnya penguasaan hasil belajar.
  2. Membantu siswa mengatasi kesulitan dan memecahkan masalah-masalh belajar yang di hadapi oleh setiap siswa, baik secara perorangan maupun secara kelompok. Dengan bantuan perbaikan itu, di harapkan pada gilirannya siswa mampu membantu dan memprbaiki dirinya sendiri.
  3. Perbaikan pengajaran mengundang guru-guru untuk meningkatkan kemampuannya terus menerus. Hasil penilaian pada dasarnya mencerminkan juga kemampuan guru sendiri, misalnya  cara menyampaikan pengajaran.
  4. Meningkatkan mutu proses  belajar mengajar agar lebih serasi dengan kondisi dan kebutuhan siswa, lebih efisien dalam pendayagunaan sumber-sumber ( waktu, tenaga, dan biaya) dan lebih terarah pada pencapaian tujuan pengajaran serta keberhasilan siswa.
  5. Mempertimbangkan lebih saksama kemampuan awal siswa sebagai bahan mentah dalam proses belajar mengajar.

Ada beberapa pendekatan yang di ajukan dalam pembicaraan ini dengan harapan dapat membantu guru dalam memecahkan berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar, adapun beberapa pendekatan tersebut adalah:

1. Pendekatan individual
2. Pendekatan kelompok
3. Bervariasi 
4. Pendekatan edukatif 

3.2 Saran

Penulis menyadari, dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, kami sebagai penyusun berharap agar ada kritik dan saran dari semua pihak terutama Dosen.Penulis hanyalah manusia biasa.Jika ada kesalahan, itu datangnya dari penulis sendiri.Dan jika ada kebenaran, itu datangnya dari Allah swt.



DAFTAR PUSTAKA
 Syaiful Sagala, konsep dan makna pembelajaranAlfabet-Bandung.2013
Syaiful Bahri, Dkk. 2013.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: rineka cipta 
Oemar hamalik. 2001. Proses belajar mengajar. Jakarta: pt. Bumi aksara 
Oemar hamalik. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.jakarta

0 Response to "Makalah Tentang Konsep Pengajaran Dan Perbaikan"

Post a Comment